NOVIS

Tentang NOVIS

Saya menggambar Notulensi Visual awalnya di tahun 2015, tepatnya tanggal 26 Maret 2015 di acara Forum Meeting FHK (Forum harimau Kita) di Bogor.

Ya, Novis adalah nama karangan saya sendiri untuk memberi identitas. Pekerjaan merekam suatu aktivitas baik itu rapat, seminar ataupun lokakarya menjadi bentuk grafis/ visual. Kegiatan ini biasanya disebut Graphic Recording.

Ada juga Graphic fasilitation, dimana seorang fasilitator pembuat grafis merekam proses sebuah workshop, lokakarya atau rapat sehingga menghasilkan citra visual dan teks yang merekam semua proses pertemuan. Harapannya tentu akan memudahkan pemahaman dari proses rapat tersebut.

Sudah beberapa kegiatan saya buat menjadi Novis, dan rata-rata responnya cukup baik. Orang-orang merasa terbantu memahami proses workshop/ rapat FGD yang mereka ikuti. bahkan beberapa peserta kemudian malas mencatat, toh nanti bis amemotret hasil kerja notulensi visual saya.
Demikian sedikit penjelasan tentang Novis, bila ada yang berminat untuk menggunakan jasa saya, bisa hubungi lewat nomor WA 081514158074, dan untuk melihat hasil kerja saya silahkan kunjungi akun instagram @notulensivisual

Hujan Pertama (cerpen)

Kota ini baru saja diguyur hujan.
Setelah kemarau yang begitu menyiksa. Hujan turun memanjakan dan sepertinya tak bosan-bosan. Menggerimisi jalanan dan kita. “Tuhan sedang iseng” katamu sambil tertawa. Aku nyengir lebar meski tak tahu apa maksudmu berkata begitu. Kurengkuh bahumu. ” Aku pengen iseng juga ah” kataku sambil bersicepat memagut mulutmu.. kamu tak sempat menghindar. Hanya bengong sesaat, kemudian larut oleh energi yang merasuk lewat mulutku. Merengsek ke dalam tubuh dan mendidihkan darah. Tak peduli orang-orang yang melihat ke arah kita. Sinis.. jijik.. atau pengen.. hahaha… Hujan melambatkan waktu. Membuat kita betah berberlama-lama meski di halte yang disampingnya ada tempat sampah menebarkan bau tak sedap. Sepertinya cinta mengharumkan serta mengusir bau busuk itu.

Cinta, yang sedang bermain-main di hati kita.
Kita seperti memiliki dunia lain yang dimana segalanya selalu menjadi indah. Hujan dan petir yang menggemuruh menjadi irama rampak menghangatkan. Tetesan air yang tampias mengenai wajahmupun bukan penyebab gigil karena aku selalu menghapusnya dengan ujung telunjuk. Kau pun melakukan hal yang sama. Menghalau setiap tetes air yang “iseng” mendarat di wajahku. Cinta membuat kita tak hirau oleh tatapan “aneh” orang-orang di sekitar kita. Cinta.. Ia meniadakan rasa malu. Ia menebalkan satu rasa.. “lampiaskan hasratmu.lampiaskann!!!”

Dua jam lebih kita berteduh di halte. Beberapa orang nekat menerobos hujan. Beberapa melompat keatas bus yang berhenti di depan halte. Entah, kita masih ingin berlama-lama. Penjual rokok disamping tampak terkantuk-kantuk. Cuaca seperti ini memang paling enak tidur. Memeluk guling atau memeluk pasangan . seperti yang kulakukan saat ini. Memelukmu,menciummu…dan.. menggaulimu laksana Adam dan hawa yang lupa diri. Di halte itu.. Ya.. di halte itu.

Tiba-tiba, entah darimana datangnya, rombongan orang berbaju putih itu.. Sambil meneriakkan kata dalam bahasa asing.. Mereka menerjang kita! Menghajar mulutku. Menginjak kelaminku.. menggebuk tengkukku!! Kamu pun tak luput dari hajaran. Perutmu diinjak-injak! Wajahmu koyak..! Dan lamat-lamat.. kudengar teriakan!! “bakar!!! Bakar!!!.. bakar pezinaa!!!” Yang kurasakan berikutnya adalah.. siraman dingin dari sebuah cairan menerjang tubuhku.. tubuh kita, yang kemudian berganti panas bara.. kita dibakar!. Ya.. Mereka ternyata benar-benar mewujudkan niatnya. Mewujudkan teriakannya.. Tak lama kemudian, kita berkelojotan.. Seperti babi panggang. Dibakar oleh orang-orang itu.. Orang-orang suci itu.. Sambil berteriak-teriak.. Seakan memenangkan sebuah perang suci… Dan.. panas menjalar.. panas yang sangat..
Aku memeluk kamu, Kamu mencium mulutku… Kita berkelojotan sambil berpelukan…. Sambil berciuman.. Sampai kemudian gelap mengepung.. Gelap.. Gelap…

Koran pagi memberitakan, “Sepasang gembel yang sedang berzina mati dibakar massa”

ilustrasi untuk mas salim LKIS

paling suka saat mendapatkan “orderan” membuat ilustrasi untuk buku, terutama novel atau cerpen.

kali ini seorang kawan memesan ilustrasi untuk buku kumpulan cerpennya, ini dia:

kover bukunya

judul cerpen: kubur bercahaya

judul cerpen: migrasi hantu

judul cerpen: mathilda

judul cerpen: karena hidup memang tidak mudah pak atin

judul cerpen: pembunuh terang

rumah untuk nana

judul: Rumah untuk Nana

teknik: akrilik diatas kanvas
ukuran 100 cmX100 cm
tahun: 2011
berawal dari obrolan kecil dengan teman perempuan saya,
tentang bayak hal termasuk tentang rumah impian yang akan kita tinggali kelak.
apakah kita mampu membelinya?

rumah adalah kebutuhan setiap orang. idealnya tentu milik sendiri.
apes-apesnya ngontrak. apes lagi ya menghuni paksa ruang yang tersisa. mau di kolong jembatan. mau di taman kota, atau di pekuburan milik bersama. tapi, itu tentu adalah ironi bukan?
meski ironi itu adalah kenyataan di negeri ini.
saat orang bisa setiap saat terusir dari rumahnya tanpa kepastian hukum.
entah karena bencana pengeboran seperti yang terjadi di porong sidoarjo dalam kasus lumpur lapindo.  atau karena sengketa lahan seperti di mesuji dan tempat-tempat lain yang berkonflik dengan pengusaha sawit yang puluhan kasusnya, dan belum tuntas.

atau karena tanah adat yang sudah dimiliki sejak jaman leluhur tahu-tahu diklaim oleh konglomerat pemilik HPH.ironi di negeri ini yang benar-benar terjadi.
pernah pemerintah menggembar-gemborkan tentang rumah murah. tetapi tak pernah terealisasi, atau minimal tergambar seperti apa konsepnya.lalu rumah hanya menjadi imajinasi. rumah menjadi mimpi yang mengawang.
yang bisa kita huni kalau kita nenggak pil koplo atau alkohol terlebih dahulu….

perjalanan…

dua karya saya yang bercerita tentang perjalanan spiritual yang sedang saya jalani…

judul: perjalanan belum selesai

teknik: akrilik diatas kanvas
ukuran: 90X90 cm
tahun: 2010


judul: perjalanan belum selesai II

teknik: akrilik diatas kanvas
ukuran: 80X80 Cm
tahun: 2011

 

fragmen imajinasi

ini adalah beberapa karya lama saya yang pernah saya pamerkan di darmint kafe pasar festival kuningan jakarta pada tahun 2006

judul karya: hujani

ukuran: 40X40 Cm
teknik:wood cut
Tahun: 2000

judul karya: rotasi revolusi

teknik: wood cut
ukuran: 40X60 cm
tahun: 2000

judul karya: seharusnya bahagia

teknik: wood cut
ukuran: 40X60 Cm
tahun: 2001